Suku Baduy merupakan masyarakat yang tinggal tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka.
|
Tempat Menaruh Padi di Baduy |
Masyarakat baduy menganut kepercayaan Sunda wiwitan, yang mempercayai ketua sukunya sebagai 'Tuhan'.
Wilayah baduy terbagi menjadi 2, baduy luar dan baduy dalam. Perbedaannya baduy luar lebih terbuka untuk orang luar dan masih lebih sedikit modern dari baduy dalam, karena masih bebas untuk di ekspos. Sedangkan baduy dalam lebih tradisional dan lebih natural, karena jarang di kunjungi oleh orang luar. Letak baduy dalam berada di pedalaman bukit yang terjal sekitar 10 km dari baduy luar.
Seperti inilah kehidupan mereka,
|
Menyebrangi Jembatan untuk Bekerja |
|
Menyebrangi Jembatan untuk Bekerja 2 |
|
Menyebrangi Jembatan untuk Bekerja 3 |
|
Menjemur Kain |
|
Seorang Anak Kecil Menggendong Adiknya |
Kehidupan mereka masih sangat tradisional, untuk memasak saja mereka masih menggunakan tungku, tetapi mereka banyak memakai barang-barang perabotan yang sudah modern dari luar baduy.
|
Tungku untuk Memasak |
|
Untuk mendapatkan barang-barang yg modern mereka bekerja seperti: menjual hasil tenun, menjual buah duren, pernak-pernik, gelang, kalung atau souvenir dan yang paling terkenal yaitu syal khas baduy. Selain itu mereka juga berkebun dan bertani layaknya orang-orang di pedesaan.
|
Menenun |
|
Memikul Duren |
Saat malam hari, di Baduy gelap gulita karena tidak ada lampu yang menyala, itu di karenakan masyarakat di Baduy dilarang untuk memakai lampu dan tidak ada aliran listrik yang masuk ke sini.
Dan ini lah wajah-wajah orang Baduy:
Sekian artikel saya tentang suku Baduy, cheers :)
Credits to : @I_Fotografi
No comments:
Post a Comment