Tarian
Lengger tumbuh dan berkembang di wilayah Banyumas, biasa di sebut Banyumasan. Tarian Lengger terdiri dari dua sampai empat orang
penari dan calung sebagai alat musik, gerakan-gerakan tarian tersebut sangat
dinamis dan lincah dengan mengikuti irana calung.
Tarian
Lengger sangat menarik, karena Lengger dulu adalah pria yang berdandan seperti
wanita, namun penari pada umumnya adalah wanita cantik sedangkan penari
priaanya sebagai badut perlengkap yang berfungsi untuk meriahkan suasana.
Jumlah penari 2 hingga 4 orang, mereka harus berdandan sedemikan sehingga kelihatan
sanagat menarik.
Pak
Adi (53) dan Bu Ani (41) adalah salah satu penari Lengger yang berada di
Jakarta. Pak Adi dan Bu Ani menjadikan Lengger sebagai mata pencarian sejak
tahun 2010. Berawal dari hobi, mereka menekuni seni tari Lengger hingga
akhirnya menghasilkan uang. Sampai tubuh tak mampu lagi menopang
gerakan-gerakan tarian Lengger.
Mereka
senang menari karena dengan cara menari mereka ikut serta melestarikan
kebudayaan Banyumas. Menari Lengger dapat meperkenalkan tarian tersebut kepada
masyarakat luas, walau banyak orang yang acuh tak acuh terhadap seni tari.
Terkadang mereka mendapatkan omongan-omongan miring mengenai profesinya yang disamakan
dengan pengamen keliling.
Meski
usianya tak lagi muda, tidak menjadi penghalang untuk mencari nafkah dengan
penari Lengger. Memiliki 2 orang anak menjadikan motivasi mereka untuk tetap
mengais rezeki., walau yang didapat tidak menentu. Pada kenyataannya menjadi
penari Lengger bukan pilihan hati mereka., namun apadaya dengan bermodalkan
keahlian mereka menentukan jalan hidup mereka.
“Kalau istirahat ga punya uang besok,
terus ga bisa buat makan dan kebutuhan
yang lainnya” Ujar Pak Adi.
-Luthfi Eko Prasetyo
No comments:
Post a Comment